EPISODE
ENAM
Aduh
Hari ini 30 Mei tepat engkau
berulang tahun yang ke 17…. lagi… “Selamat pagi, selamat Ulang Tahun”
kubisikkan di telingamu, sesaat ketika engkau mulai tersadar dari tidurmu.
Engkau hanya tersenyum. Seperti biasa, dengan ekspresi datar dan sedikit sebal.
“Aku sudah tua” katamu. Aku hanya tertawa ringan “Lebih tua yang
mengucapkannya” aku membalas tidak mau kalah. Engkau hanya tersenyum, lalu
duduk di pinggir tempat tidur. Berusaha menerjemahkan kesadaran dan mencoba
menyadari bahwa hari ini telah terulang kembali.
Mungkin ini adalah hari ulang tahun
teristimewa mu bagiku. Sebab di ulang tahun mu yang sekarang, aku baru bisa
memberikan hadiah untukmu. Bahkan setelah dua puluh tahun pun, hadiahku
masihlah teramat sederhana.
Engkau tersenyum sambil melihat apa
yang kuberikan, “Nggak perlu susah-susah memberi kado, toh aku sudah terbiasa
tidak mendapatkannya selama ini” dengan polos engkau berkata. Aku hanya
tersenyum. Tapi tetap saja kuberikan sebuah buku dan bingkisan cakram padat
istimewa.
Engkau menerimanya dengan biasa
saja. Lalu menaruhnya begitu saja. Masih tanpa ekspresi. “Simpan baik-baik ya,
mungkin nanti akan bermanfaat”, aku mengingatkanmu. “Ya, tenang aja, nggak usah
terlalu khawatir”, engkau membalas sambil berdiri dan berjalan menjauh.
Aku menatap punggungmu yang semakin
menjauh, sambil berdoa, “Ya Allah, jika hari ini dan setelahnya memang engkau
berikan kebahagian dan kebaikan untuk dirinya, maka segerakanlah”, aku bergumam
dalam doaku.
Dua puluh tahun bukanlah waktu yang
sebentar. Tapi kesempatan itu tak kunjung tiba. Aku selalu berdoa di tiap
tahun, tepat sehari sebelum hari ulang tahunmu dan berharap bahwa aku bisa
memberikanmu hadiah. Tapi tetap saja dua puluh tahun itu berlalu begitu saja.
Dan baru pada tahun ke dua puluh satu inilah, aku mampu dan memberanikan diri
memberimu hadiah. Maaf Sayang, jika
semua ini sudah terlambat dan tidak berarti lagi bagimu.
Semoga saja hadiah ini adalah hadiah
terindah bagiku yang telah kuberikan padamu. Apapun pendapatmu nanti, aku sudah
tidak peduli lagi. Sebab aku sudah menunaikan janjiku sendiri, “Ulang tahun
kali ini, aku telah memberikan hadiah untuknya”, aku bergumam sendiri.
Selamat ulang tahun yang ke 17 Sayang. Selamat ulang tahun yang
terindah untukmu. Semoga Allah melimpahkan semua kebaikan dan mengabulkan semua
doa baikmu.
“Pada waktu kita khawatir, kita terkadang lebih
percaya pada masalah kita daripada janji Allah.”
-(Cut Nyak Dhien)-
No comments:
Post a Comment