0 Viewers

Friday 2 August 2019

Jangan

EPISODE LIMA
Nafas

            Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati (QS: Ali Imran 185). Sebuah ketentuan yang tidak akan dapat dirubah oleh seluruh mahluk ciptaan-Nya. Nafas yang menjadi syarat mahluk ciptaan-Nya adalah satu syarat pelengkap dari sekian banyak komponen pembentuk mahluk. Begitu kompleks dan rumit. Tapi biarlah itu semua menjadi hak Sang Maha Pencipta Mahluk.
            Aku dan kamu itu sama. Sama seperti dia yang engkau pilih. Tidak ada yang berbeda dari bahan penyusunnya. Sama hingga sampai unsur terkecil pembentuknya.
            Ya, dia memang sama denganku dan denganmu. Tapi ada satu yang berbeda pada dirinya. Entah apa itu, aku pun masih berusaha memahaminya. Sebab perbedaan itulah yang telah membuatmu menjadi berubah, berbeda dan lain dari yang aku kenal.
            Sebuah perkenalan yang tidak pernah aku duga telah terjadi, akibat dari kebodohanku di dalam memahamimu. Kamu yang begitu indah dan sempurna dalam ciptaan-Nya, terlihat begitu cepat seirama dengan dirinya. Semua kenangan yang dulu pernah kita alami bersama, kini terlihat seperti debu jalanan di tengah terik siang yang panas. Terombang ambing ditiup angin dan bercampur dengan segala ketidak beraturan yang menyertainya.
            Dia dan dirimu, kini telah menjadi sebuah pokok bahasan baru dalam literatur cinta dua sosok manusia. Berpadu dan selaras, saling memberi dan menerima semua kebaikan dan keindahan. Tak ada kesusahan. Tak ada kekacauan. Tak ada sedih. Tak ada kalut. Tak ada lagi ketakutan dari dirimu.
            Aku tahu, engkau telah merasa nyaman dengan pilihanmu sekarang. Tapi setidaknya berilah sedikit ruang bagiku untuk menyibak kenangan yang masih tersisa dalam dirimu. Tak perlu terlalu lebar. Tak perlu terlalu kuat. Tak perlu terlalu jauh. Aku hanya ingin menyibak sedikit saja, kenangan itu.
            Biarlah nanti akan kusimpan sendiri. Akan kurangkai sendiri. Akan kuronce sendiri. Akan kuikat menjadi satu menjadi seuntai kalung kenangan yang terindah.
            Cinta itu indah. Cinta itu suka. Cinta itu tertawa. Cinta itu bahagia.
            Aku tahu, sekarang engkaulah cinta itu. Aku tahu sekarang dialah cinta milikmu. Biarlah saja aku disini menikmati cintamu dan dirinya dalam tangis sepi dan mulut yang terkatup rapat. Semoga engkau benar adanya, bahwa “Aku butuh cinta” , yang kau katakan adalah dirinya.
            Sebab cinta memang tidak pernah memilih pada siapa ia akan bersandar. Karena yang menentukan tempat bersandar adalah kita. Dan yang mengirim cinta adalah Dia sang Maha Cinta pada mahluk ciptaan Nya.

“Penyesalan tidak dapat mengubah masa lalu, begitu pula kekhawatiran tidak dapat mengubah masa depan.”
-(Umar Ibn Al Khattab)-

No comments:

Post a Comment