GEMA
ENAM
Arti Cinta
Aku mencintaimu Sayang. Tapi
engkau malah acuh. Rasa sakit yang muncul saat mencintai dan ditolak terasa
lebih sakit dari rasa sakit saat kita dicintai dan menolak. Mencintai lebih
membutuhkan pemahaman dan kesadaran, bahwa seseorang yang kita pilih adalah
mahluk tanpa cela dalam setiap kata dan sikapnya. Pemahaman dan kesadaran
inilah yang membuatku harus merasakan sakit dan terpuruk seperti sekarang.
Jika engkau adalah mahluk tanpa
cela, maka aku adalah pelengkapmu. Seperti itulah harapanku dulu. Saat
kunyatakan maukah engkau menjadi milikku. Ternyata harapan tak seindah
kenyataan. Engkau lebih memilih mencintai daripada dicintai. Memang terasa
berbeda jika kita mencintai atau dicintai. Saat kita mencintai, energi yang ada
di sekitar seakan ikut seirama di dalam senandung cinta. Begitu bersemangat.
Penuh gelora. Tak terbantahkan. Militan dan siap berkorban.
Berbeda dengan dicintai. Lebih
terasa seperti kepasrahan dan tanpa usaha. Padahal sesungguhnya dicintai
memiliki makna yang lebih dalam. Pengakuan orang lain terhadap diri kita,
adalah salah satunya. Mengakui bahwa diri kita lebih berharga dan menjadi
pilihan, dibandingkan lainnya. Mungkin karena ada unsur kepasrahan itulah,
membuatmu merasa lebih memilih mencintai.
Mencintai seseorang yang menjadi
pilihan hatimu, membuat status dirimu sebagai orang yang dicintai olehku
menjadi hilang. Memang dia lebih dari segalanya dibandingkan diriku. Lebih
sabar, lebih pengertian, lebih bijak di dalam menyikapi setiap permasalahan dan
lebih sayang padamu dibandingkan dengan diriku. Jauh panggang dari api, jika
aku dibandingkan dengan dirinya.
Jadi engkau tahu kan, alasanku
akhir-akhir ini berusaha menghindar darimu? Salah tingkah, kikuk dan acuh,
adalah ekspresi saat aku bertemu denganmu. Bukan karena aku sudah ingin menjauh
darimu Sayang, tapi aku lebih memilih untuk berusaha melupakanmu. Berat
sekali rasanya. Disaat aku memilih untuk maju dan berjuang, tapi engkau malah
bertahan demi yang lain.
Bodohnya aku, baru mengetahuinya
sekarang. Semua pengorbanan perasaan dan hatiku untukmu, menjadi terlihat
murahan. Tak sebanding dengan rasa mencintaimu padanya. Begitu penuh perasaan
dan harapan. Sekarang aku sadar dimana aku harus berdiri dan pada siapa aku
harus memilih. Jangan pernah menyalahkan cinta, sebab Sang Maha Cinta lah yang
mengirimkannya. Jangan pernah mempertanyakan takdir, sebab Sang Maha Penentu
lah yang memutuskannya. Tapi aku yakin, bahwa Sang Maha Pemberi tidak akan
pernah keliru menjatuhkan Kasih-Nya pada hamba-Nya. Siapa yang dipilih-Nya,
kita tidak akan pernah tahu. Bisa jadi aku, dia ataupun yang lainnya.
Bukankah nasib seorang kaum, tidak
akan berubah jika kaum itu sendiri tidak merubahnya? Berusaha saja, sambil
kusandarkan beban hati dan perasaan ini pada-Nya. Sebab tidak akan ada
kesia-sia an jika hanya pada-Nya kita berharap.
Biar saja sekarang musik cintamu
dimainkan bersamanya. Terdengar begitu mendayu dan syahdu. Aku akan memilih
tetap berada disini, mensyukuri nikmat, bahwa aku pernah diberi rasa cinta
kepadamu, Sayang.
"Biarlah
aku menanggung semua ini. Walau sedih menyiksa hati ini, ku patuhi semua
suratan ini. Walaupun aku jauh dari sempurna, aku tetap menanti sepasang mata,
matamu yang penuh cinta”
-(Ayat-ayat
Cinta 2 - Krisdayanti)-
No comments:
Post a Comment